I.
Standar Kompetensi : Mendengarkan
1.
Memahami dialog interaktif pada
tayangan televisi / siaran radio.
II.
Kompetensi Dasar :
1.1.
Menyimpulkan isi dialog
interaktif beberapa narasumber pada tayangan
televisi / siaran radio.
III.
Indikator
1.
Mampu menentukan tema dialog
interaktif dari tayangan televisi atau siaran radio.
2.
Mampu
mencatat hal-hal penting dalam dialog.
3.
Mampu menyimpulkan dialog
interaktif dengan alasan yang logis.
IV.
Bahan Ajar
DIALOG INTERAKTIF
Dialog interaktif merupakan
forum yang mendiskusikan masalah aktual dan penting untuk dibahas. Dalam
diskusi tersebut pemirsa atau pendengar dapat terlibat secara langsung. Dialog
interaktif adalah percakapan yang dilakukan dua orang atau lebih dengan tujuan
membahas suatu topik. Informasi dapat diperoleh melalui berbagai cara, baik
secara lisan maupun tulisan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara lisan yaitu melalui kegiatan menyimak dialog
interaktif. Dialog interaktif adalah percakapan yang dilakukan di televisi atau
radio yang dapat melibatkan pemirsa dan pendengar melalui telepon. Ada pun
narasumber yang dipilih adalah orang tahu yang persis tentang informasi yang
ingin disampaikan. Selain itu, dapat memperoleh informasi dengan bertindak
sebagai pihak yang pasif, yaitu mendengarkan dengan saksama suatu kegiatan
dialog interaktif yang dilakukan oleh orang lain.
Dari kegiatan mendengarkan tersebut dapat mencatat
hal-hal penting dan menyimpulkan isi dialog yang didengarkan itu. Sama halnya
dengan berita, dalam dialog interaktif juga harus menerapkan prinsip 5W+ 1H
berikut ini.
- What : apa yang didialogkan
- Who : siapa yang berdialog
- When : kapan dialog dilakukan
- Where : di mana dialog dilakukan
- Why : mengapa dialog dilakukan
- How : bagaimana hasil dialog tersebut
V.
Sumber
1.
Radio,
Televisi
2.
Buku Paket: Berbahasa dan
Bersastra Indonesia kelas IX Semester I. Penerbit: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.
VI.
Penilaian
Teknik
|
Bentuk
|
Instrumen/Soal
|
Tes Unjuk Kerja
|
Uji Petik Kerja Prosedur dan produk
|
1.
Tuliskan hal-hal penting yang
ada dalam dialog interaktif tersebut !
|
Tes Unjuk Kerja
|
Uji Petik Kerja Prosedur dan produk
|
2. Tuliskan informasi yang terdapat dalam
dialog interaktif !
|
Tes Unjuk Kerja
|
Uji Petik Kerja Prosedur dan produk
|
3.
Tuliskan kesimpulan setelahh
mendengrkan dialog interaktif tersebut !
4.
Tuliskan
komentarmu terhadap pendapat para narasumber dalam dialog
|
Pedoman Penilaian:
1. Tuliskan
hal-hal penting yang ada dalam dialog interaktif tersebut !
Kegiatan
|
Skor
|
Siswa menulis hal-hal penting dengan lengkap
|
2
|
Siswa menulis sebagian saja bagian penting dalam
dialog
|
1
|
Siswa tidak dapat menuliskan sama sekali
|
0
|
2. Tuliskan informasi yang terdapat
dalam dialog interaktif !
Deskriptor
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Penyusunan struktur kalimat
|
|
|
|
|
Ketepatan penggunaan bahasa
|
|
|
|
|
3.
Tuliskan kesimpulan setelahh mendengrkan dialog interaktif tersebut !
Deskriptor
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Ketepatan merumuskan kesimpulan
|
|
|
|
|
Kelogisan penulisan kesimpulan
|
|
|
|
|
Ketepatan penggunaan bahasa
|
|
|
|
|
4. Tuliskan komentarmu terhadap pendapat
para narasumber dalam dialog
Deskriptor
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Ketepatan merumuskan komentar
|
|
|
|
|
Kelogisan penulisan komentar
|
|
|
|
|
Ketepatan penggunaan bahasa
|
|
|
|
|
Skor maksimal :
No.
1 : 2
No.
2 : 8
No.
3 : 12
No.
4 : 12
34
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut:
Nilai akhir : Skor ideal 100%
= …..
I.
Standar Kompetensi : Mendengarkan
1.
Memahami dialog interaktif pada
tayangan televisi / siaran radio.
II.
Kompetensi Dasar :
1.2. Mengomentari pendapat narasumber dalam dialog interaktif
pada tayangan televisi / siaran radio.
III.
Indikator
1.
Mampu menanggapi siaran atau informasi isi dialog interaktif pada tayangan
televisi/siaran radio.
2.
Mampu menyampaikan informasi yang tersirat dalam dialog
interaktif.
3.
Mampu mengomentari pendapat masing-masing narasumber dengan
alas an yang meyakinkan.
IV.
Bahan Ajar
Mengomentari
Pendapat Narasumber
Hal yang diperhatikan ketika mengikuti dialog interaktif
adalah mencatat hal-hal penting isi dialog, dan menyimpulkan isinya. Dalam
mendengarkan dialog interaktif banyak informasi tersirat yang disampaikan
narasumber dalam dialog. Tak jarang informasi tersirat itu justru menjadi salah
satu informasi penting yang harus dicatat. Untuk itulah untuk menemukan informasi
tersirat dalam dialog maka dilanjutkan dengan memberikan komentar terhadap
informasi yang disampaikan narasuber.
Menyatakan Informasi Tersirat dalam Dialog Interaktif
Pendapat narasumber dalam dialog ada kalanya berupa
informasi tersirat. Informasi tersirat adalah informasi yang tersembunyi
dibalik informasi lain. Informasi tersirat merupakan informasi yang secara
implisit terkandung dalam sebuah informasi tertentu. Pendengar atau pemirsa
dapat menemukan sendiri informasi tersirat itu dengan menganalisis informasi
tersurat. Simak baik-baik dialog interkatif yang akan diperdengarkan oleh Bapak
atau Ibu guru. Simakan dialog juga dapat dilakukan dengan memerankan transkrip
dialog interaktif yang ada.
Contoh :
Wawancara Oman Sukmana dari Tempo Interaktif dengan
Menteri pendayagunaan Aparatur Negara Freddy Numberi di Kantornya, di Jalan
Sudirman, Jakarta, seputar masalah Irian Jaya atau Papua.
Bagaimana Anda melihat
hasil Kongres Rakyat Papua yang menuntut Papua merdeka itu?
Saya melihat ini semua masih dalam taraf aspirasi, masih
dapat dilakukan upaya-upaya melalui dialog. Memang, aspirasi ini harus kita
waspadai, karena bisa menjadi preseden buruk bagi keutuhan wilayah kita. Saat
ini kami sedang berupaya melakukan upaya pendekatan secara persuasif melalui dialog.
Kapan dialog itu
dilaksanakan?
Saya belum tahu; mungkin itu kewenangan Menteri Dalam
Negeri. Tapi, melihat situasi saat ini tentunya hal itu akan dilakukan secepat
mungkin, paling tidak sebelum tanggal 1 Desember, batas waktu yang diberikan
oleh Kongres Papua kepada pemerintah, kami sudah mengambil langkah konkret
menyelesaikan masalah Papua.
Menurut Anda apa yang
melatarbelakangi adanya tuntutan merdeka ini?
Semua ini terjadi karena kebijakan yang salah dari rezim
yang lalu. Misalnya, pembangunan yang tidak menyentuh masyarakat, rakyat merasa
diperlakukan tidak adi. Pemerintah masa lalu tidak jeli melihat bahwa suatu
saat Papua ini bisa bergejolak. Nah, repotnya, hal itu terjadi sekarang,
(hingga) kabinet sekarang ini tak ubahnya pemadam kebakaran.
Sebenarnya, apa kebutuhan
rakyat Papua sekarang?
Rakyat Papua itu butuh kesejahteraan; mereka bosan
terus-menerus diperlakukan seperti sapi perah. Mereka juga sudah bosan melihat
kekerasan militer. Yang mereka butuhkan saat ini adalah kesejahteraan. Misalnya,
mengupayakan agar SPP untuk SD hingga SMU di Papua dibebaskan. Saya kira tidak
banyak anggaran untuk itu, hanya Rp 20 miliar untuk Papua yang telah memberikan
sumbangan devisa yang besar bagi bangsa ini. Juga pengangkatan guru yang saat
ini jumlahnya masih kurang, dan memberi kesempatan kepada guru yang sudah ada
untuk menjadi pegawai negeri. Lalu, membuka pendidikan kedokteran, karena
jumlah dokter di Papua masih kurang. Dulu, di zaman Bung Karno, dekat setelah
Irian kembali ke pangkuan ibu pertiwi, lebih dari 2.000 putra daerah
disekolahkan ke luar negeri, meski kondisi bangsa masih sulit, Setelah itu,
putra daerah Irian tidak lagi diperhatikan oleh pemerintah. Ini yang membuat
mereka sakit hati.
Berapa devisa yang
dihasilkan oleh Papua?
Papua itu dalam setahun bisa menghasilkan devisa Rp 10
triliun. Sebenarnya wajar kalau paling tidak 40% atau Rp 4 triliun dari hasil
itu dikembalikan kepada Papua untuk kesejahteraan rakyat. Sekarang, alokasi
dana untuk Papua hanya Rp 1,2 triliun, dan ketika saya menjabat Gubernur dana
yang saya peroleh cuma Rp 650 miliar. Dengan dana sebesar itu, praktis, kami
tidak dapat membangun.
V.
Sumber
1.
Dialog
Interaktif Metro TV, Jumat, 11 Juli 2008 pukul 20.17
- Buku Paket: Berbahasa dan Bersastra Indonesia kelas IX Semester I. Penerbit: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.
VI.
Penilaian
Teknik
|
Bentuk
|
Instrumen/Soal
|
Tes Unjuk Kerja
|
Uji Petik Kerja Prosedur dan produk
|
1. Tuliskan hal-hal
penting yang ada dalam dialog interaktif tersebut
|
Tes Unjuk Kerja
|
Uji Petik Kerja Prosedur dan produk
|
2. Tuliskan informasi yng
terdapat dalam dialog interaktif !
|
Tes Unjuk Kerja
|
Uji Petik Kerja Prosedur dan produk
|
3. Tuliskan kesimpulan setelah mendengarkan dialog
interaktif tersebut !
|
Tes Unjuk Kerja
|
Uji Petik Kerja Prosedur dan produk
|
4. Tuliskan komentarmu
terhadap pendapat para narasumber dalam dialog
|
Pedoman Penilaian:
1. Tuliskan hal-hal
penting yang ada dalam dialog interaktif tersebut !
Kegiatan
|
Skor
|
Siswa menulis hal-hal penting dengan lengkap
|
2
|
Siswa menulis sebagian saja bagian penting dalam dialog
|
1
|
Siswa tidak dapat menuliskan sama sekali
|
0
|
2.Tuliskan
informasi yang terdapat dalam dialog interaktif !
Deskriptor
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Penyusunan struktur kalimat
|
|
|
|
|
Ketepatan penggunaan bahasa
|
|
|
|
|
3. Tuliskan
kesimpulan setelah mendengrkan dialog interaktif tersebut !
Deskriptor
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Ketepatan merumuskan kesimpulan
|
|
|
|
|
Kelogisan penulisan kesimpulan
|
|
|
|
|
Ketepatan penggunaan bahasa
|
|
|
|
|
4. Tuliskan
komentarmu terhadap pendapat para narasumber dalam dialog
Deskriptor
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Ketepatan merumuskan komentar
|
|
|
|
|
Kelogisan penulisan komentar
|
|
|
|
|
Ketepatan penggunaan bahasa
|
|
|
|
|
Skor maksimal :
No. 1 : 2
No. 2 : 8
No. 3 : 12
34
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut:
Nilai akhir : Skor ideal 100%
= …..
I.
Standar Kompetensi : Membaca
2.
Memahami ragam wacana tulis
dengan membaca intensif dan membaca memindai.
II.
Kompetensi Dasar :
2.1.Membedakan
antara fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui
kegiatan membaca intensif.
III.
Indikator
1.
Mampu mendata fakta yang ada
dalam teks.
2.
Mampu mendata opini yang ada
dalam teks.
3.
Mampu membedakan fakta dan
opini.
IV.
Bahan Ajar
Fakta dan Opini dalam
Teks Iklan
Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk
khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Iklan juga
dapat diartikan pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang
dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar dan majalah atau di
tempat-tempat umum. Ada bermacam-macam jenis iklan, misalnya iklan baris, iklan
kolom, dan iklan keluarga.
Iklan dapat kita temukan di media cetak (koran majalah,
buletin) maupun di media elektronika (radio televisi). Hampir semua koran atau
majalah menyediakan ruang untuk memuat iklan. Setiap hari ada saja orang,
lembaga, atau perusahaan yang memasang iklan untuk berbagai keperluan. Dengan
demikian setiap hari kita akan dapat menemukan informasi baru berupa penawaran
produk, jasa, lowongan kerja atau informasi yang lain dalam kolom iklan.
Hal ini sebagai indikator bahwa komunikasi antara pemasang
iklan dengan pelanggan atau dengan pembaca dapat dijalin melalui media iklan.
Oleh sebab itulah dalam pembelajaran berikut ini kamu akan diajak untuk
mencermati fakta dan opini yang terdapat dalam iklan.
Menemukan Fakta dan Opini
yang Terdapat dalam Teks Iklan
Contoh :
RUMAH DIJUAL-BODETABEK
Dijual Cepat Rumah type 48/90 di perumahan Kota Wisata – Cluster
Montreal Blok YA 15 No 15. Bebas Banjir, Kondisi standard dan bagus.
Harga 220 jt nego. Hubungi (021) 82482136, 081288731588 (Farah)
Dalam teks iklan di atas terdapat informasi yang berupa
fakta dan berupa opini. Dikatakan sebagai fakta apabila informasi itu berupa
sesuatu yang benar-benar ada, benar-benar terjadi atau memang kenyataannya
seperti itu. Selain itu kebenaran informasi yang berupa fakta tidak diragukan
lagi. Fakta merupakan sesuatu yang sudah terjadi.
Sebaliknya sesuatu dikatakan opini atau pendapat apabila
informasi dalam iklan itu merupakan ide, gagasan, pendapat, pemikiran atau
penawaran untuk mempengaruhi pembaca.
Dalam iklan 1 dapat kita temukan fakta sebagai berikut:
a.
tipe rumah yang dijual 48/90
b.
terletak di perumahan Kota Wisata – cluster Montreal Blok YA
15 nomor 15,
c.
nomor telepon (021) 82482136, 081288731588.
Informasi yang berupa opini adalah:
a.
menurut pemasang iklan lokasi perumahan itu bebas banjir (ide
pemasang iklan untuk memengaruhi pembeli).
b.
kondisi standar dan masih bagus (ukuran standar dan bagus
tidak jelas, kebenarannya perlu dibuktikan)
ditawarkan
dengan harga 220 juta nego (pemikiran).
V.
Sumber
1.
Surat Kabar Kompas, 3 Maret 2007
2.
Buku Paket: Berbahasa dan
Bersastra Indonesia kelas IX Semester I. Penerbit: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS
VI.
Penilaian
Teknik
|
Bentuk
|
Instrumen/Soal
|
Penugasan
|
Tugas
|
1.
Tulislah
minimal empat pernyataan yang berupa fakta dan pendapat !
|
|
|
2.
Tulislah
minimal empat pernyataan yang berupa fakta dan pendapat !
|
|
|
3.
Bedakan
apa yang dimaksud fakta dan opini
|
Pedoman penilaian:
Tulislah
minimal empat pernyataan yang berupa fakta dan pendapat !
Kegiatan
|
Skor
|
1. Siswa menulis 4 atau lebih fakta dan opini
|
2
|
2. Siswa menulis 1 – 2 fakta dan opini
|
1
|
3. Siswa tidak menulis apa-apa
|
0
|
Bedakan
apa yang dimaksud fakta dan opini
Kegiatan
|
Skor
|
1. Siswa dapat membedakan
|
1
|
2. Siswa tidak dapat membedakan
|
0
|
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut:
Nilai akhir : Skor ideal 100%
= …..
I.
Standar Kompetensi : Membaca
2.Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif
dan membaca memindai.
II. Kompetensi
Dasar :
2.2.Menemukan
informasi yang diperlukan secara cepat dan tepat dari indeks buku melalui kegiatan membaca mimindai.
II.
Indikator
1.
Mampu menemukan kata dalam buku
yang dirujuk dalam indeks.
2.
Mampu menemukan informasi
dengan paduan indeks
3.
Mampu menemukan informasi yang
diperlukan secara cepat dan tepat dari indeks buku.
III.
Bahan Ajar
Membaca Indeks Buku
INDEKS
A
Abernathy, Rob. 137
afirmasi: poster, 69; dampak, 28-30
alami : definisi, 10; mempraktikkan,90
alat bantu, 70
alfa, Keadaan, 173-175
Allen, Carole, 48,53
apologi empat-bagian, 203-204
B
Bandler, Richard, 4, 84
Bandura, Albert, 20
barok, musik, 73-75
belajar: pemercepatan, 5;
bercerita, 187-188
berpikir linguistik-verbal, 97
C
Cain, Geoggrrey, 156
Catatan Cornell, 178
catatan: TS, 178-180
Csikszentmihalyi,Mihaly, 23
D
Damasio, Antonio, 151-176
delapan Kunci Keunggulan: Definisi, 47-52
demonstrasikan : definisi, 10
Dilts, Robert, 68
Driscoll,Mary, 47
Sepintas, seolah-olah halaman akhir sebuah buku seperti
contoh di atas tak memiliki kegunaan. Indeks tampaknya hanya berupa deretan
kata atau istilah atau nama tokoh yang diikuti angka-angka. Namun demikian,
ternyata halaman tersebut cukup membantu manakala kita butuh mengetahui sebuah definisi,
penggunaan istilah atau nama tokoh dalam sebuah buku. Halaman itu disebut
halaman indeks.
Bagaimana menggunakan halaman indeks secara efektif?
Teknik membaca untuk memanfaatkan halaman indeks mirip dengan penggunaan kamus,
buku telepon, dan sebagainya. Keterampilan yang dibutuhkan untuk menunjang
penggunaan buku indeks adalah keterampilan membaca memindai. Teknik
membaca memindai akan memudahkan kalian dalam mencari makna kata. Dengan
membaca memindai waktu yang digunakan lebih efisien. Dalam membaca memindai
pembaca langsung menuju pada kata, istilah, dan nama yang ingin dicari pada
teks. Jadi, membaca memindai dilakukan dengan sekilas dan cepat tetapi teliti
dengan maksud menemukan dan memperoleh informasi tertentu atau fakta khusus
dari sebuah bacaan (Tarigan, 1994:31).
Berikut ini disajikan sebuah daftar indeks. Guru akan
menyebutkan kata atau istilah tertentu. Carilah pada buku indeks dengan cara
memindai. Jika sudah menemukan, tuliskan nomor halaman dari kata, istilah atau
nama yang disebutkan!
INDEKS
P
P
pembenaran, 198
pemercepatan pembelajar, 5
pemikiran kinestetik badan, 98
pemikiran spasial-visual, 97
pemimpin, 130-131
pemotongan, 149
penambatan, 133-138
pendengar, 150-151
penemu, 129-130
pengambilan resiko, 34-36
Q
quantum learning, 4, 164
quantum reader, tujuan, 184
quantum reading, 182-185
quantum teacher, 115
quantum teaching: Asas, 84
quantum, definisi, 5
R
Ragland, Marilyn, 57
rancangan:definisi, 15
rasa saling memiliki, 36-38
Raucsher, Frances H., 74
rayakan:bentuk, 31
Rose, Colin, 74, 165
S
Snyder, Steve, 174
spesifik, 122-123
stasiun kecerdasan, 99-100
strategi mengulang, 150
suasana hati, 14
sugesti, 103-104
super star, 165
IV.
Sumber
1.
Halaman Indeks Quantum Teaching, Bobi de Potter
2.
Buku Paket: Berbahasa dan
Bersastra Indonesia kelas IX Semester I. Penerbit: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.
V.
Penilaian
1.
Teknik penilaian individu
2.
Instrumen
Pedoman Penilaian:
- Kegiatan memindai
Kegiatan
|
Skor
|
1.
Siswa memahami indeks
2.
Siswa mampu membaca indeks
secara cepat
3.
Siswa mampu membaca indeks
secara tepat
4.
Siswa menulis info secara
tepat
5.
Siswa menulis info secara
cepat
|
10
10
10
10
10
|
Pedoman Penskoran:
- Menjawab pertanyaan/melihat data indeks
Kegiatan
|
Skor
|
Temukan :
|
10
10
10
10
10
|
Skor maksimal :
No. 1 : 50
No. 2 : 50
Jumlah : 100
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut:
Nilai akhir : Skor ideal 100%
= …..
I.
Standar Kompetensi : Berbicara
3.Mengungkapkan
kembali cerpen dan puisi dalam bentuk lain.
II. Kompetensi
Dasar :
3.1.Menceritakan kembali
secara lisan isi cerpen.
III.
Indikator
1.
Mampu menentukan bagian-bagian cerita dengan bantuan tahap-tahap
dalam alur.
2.
Mampu menceritakan kembali secara lisan isi
cerpen sesuai dengan alur ceritanya.
3.
Mampu menceritakan kembali
cerita pendek secara lisan dengan menggunakan bahasa sendiri
4.
Mampu menceritakan kembali
secara lisan isi cerpen sesuai dengan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita
pendek.
IV.
Bahan Ajar
Menceritakan Kembali
Secara Lisan Isi Cerpen
Cerpen sebagai salah satu hasil karya sastra memiliki unsure
intrinsik dan ekstrinsik yang terkandung di dalamnya. Unsur intrinsic merupakan
unsur yang membangun karya sastra yang berasal atau terdapat dalam karya sastra
itu sendiri. Unsur intrinsik karya sastra meliputi tema, amanat, alur, latar,
penokohan, sudut pandang, serta gaya bahasa. Adapun unsur ekstrinsik merupakan
unsur pembentuk karya sastra yang berasal dari luar karya sastra. Unsur
ekstrinsik meliputi latar belakang budaya dan pendidikan pengarang, adat
istiadat daerah, dan sebagainya.
Kedua unsur ini bergabung menjadi satu dalam membangun
sebuah cerpen. Dalam menceritakan kembali secara lisan isi cerpen yang pernah
kalian baca atau kalian dengarkan, diperlukan kejelian dan kecermatan terhadap
urutan dan motif peristiwa yang terdapat pada cerpen. Dengan cara pengamatan
demikian, secara cepat kalian akan mengetahui tokoh yang terlibat, serta latar
tempat, waktu, dan suasana yang melatarbelakangi peristiwa tersebut. Selain
itu, kalian juga akan mendapat sedikit gambaran tentang tema dan amanat yang hendak
disampaikan penulis atau pengarang melalui karyanya tersebut.
Setelah memahami cerpen maka dengan mudah dapat
menceritakan kembali isi cerpen yang dibaca tersebut dengan gaya bahasa dan
pemahaman sendiri. Dalam penceritaan kembali, tidak boleh menyimpang atau
menyalahi alur kronologis (urutan jalan cerita) cerpen itu. Dengan kata lain,
inti cerita cerpen yang diceritakan tetap mengacu pada cerpen aslinya, tetapi
cara penyampaiannya dapat berbeda sesuai dengan karakter dan gaya
masing-masing.
Sebelum menceritakan kembali cerpen, harus memahami isi
cerita tersebut. Dalam hal ini, harus memahami ungkapan-ungkapan yang terdapat
dalam cerpen agar kalian memahami isi cerpen secara utuh. Selain menceritakan
kembali sebuah cerpen, harus dapat mengungkapkan hal-hal yang menjadi kelebihan
dalam cerpen. Beberapa hal yang menjadi kelebihan dari cerpen yang dapat
diungkapkan, di antaranya berikut.
1.
Gaya bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami, tapi
terangkai dari diksi yang bermakna sehingga menjadi kalimat-kalimat yang
menarik.
2.
Jalan ceritanya mudah dipahami dan tidak berbelit-belit.
Berikut ini akan dibahas tahap demi tahap sehingga mampu
menceritakan kembali secara lisan isi cerpen.
1.
Membaca Cerpen dan Mengapresiasikannya
Bacalah cerpen berikut ini dengan cermat! Ikutilah kata
demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf dengan penghayatan
sungguh-sungguh. Rasakan suasana batin tokoh yang terlibat di dalamnya.
Bayangkan dan rasakan suasana latar cerita. Ikuti jalinan cerita dari peristiwa
satu ke peristiwa lainnya. Pendek kata, lakukan kegiatan apresiasi sastra!
2.
Menceritakan Kembali secara Lisan Isi Cerpen
Setelah kamu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di
atas dengan baik, kamu tentu makin menghayati isi cerpen tersebut. Agar kamu
dapat menceritakan kembali isi cerpen dengan baik, kamu dituntut mampu menyusun
kerangka pokok cerita yang terdapat dalam cerpen tersebut. Kerangka itu dapat
dipakai sebagai panduan agar kamu dapat menceritakan kembali isi cerpen secara
runtut.
V.
Sumber pembelajaran
1.
Surat Kabar KOMPAS
2.
Buku Paket: Berbahasa dan
Bersastra Indonesia kelas IX Semester I. Penerbit: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.
3.
Tarigan,
HG.1990.Membaca Sastra. Jakarta:
Erlangga.
VI.
Penilaian
Teknik
|
Bentuk
|
Instrumen/Soal
|
Penugasan
|
Tugas tes uraian
|
Bacalah cerpen yang diberikan kemudian ceritakan
kemabali sesuai dengan alurnya!
|
|
|
|
Pedoman penilaian:
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
1. Isi cerpen sesuai dengan alur aslinya
|
30
|
2. Isi cerpen kurang sesuai dengan alur aslinya
|
20
|
3. Isi cerpen tidak sesuai dengan alur aslinya
|
10
|
Skor Maksimum :
Jumlah 50 x 2 = 100
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut:
Nilai akhir : Skor ideal 100%
= …..
I.
Standar Kompetensi : Berbicara
3.Mengungkapkan
kembali cerpen dan puisi dalam bentuk lain.
II. Kompetensi Dasar :
3.2.Menyanyikan
puisi yang sudah dimusikalisasi dengan berpedoman
pada kesesuaian isi puisi dan suasana / irama yang dibangun.
III. Indikator
1.
Mampu
menentukan suasana puisi.
2.
Mampu menghubungkan suasana puisi dengan irama
musikalisasi puisi.
3.
Mampu menyanyikan puisi yang sudah
dimusikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi dan suasana / irama
yang dibangun.
4.
Mampu memahami isi puisi dengan irama musikalisasi puisi.
IV. Bahan Ajar
Musikalisasi Puisi
TUHAN
Tuhan,
Tuhan Yang Maha Esa
Tempat aku meminta
Dengan segala doa
Tuhan
Tempat aku berteduh
Di mana aku mengeluh
Dengan segala keluh
Aku jauh Engkau jauh
Aku dekat Engkau dekat
Hati adalah cermin
Tempat pahala dan dosa berpadu.
(Taufik Ismail)
Puisi di atas dapat dinyanyikan oleh kelompok musik
Bimbo yang memopulerkan lagu tersebut. Kegiatan yang dapat digolongkan ke dalam
musikalisasi puisi ada dua jenis.
1.
Pembacaan puisi dengan iringan musik.
2.
Pemberian titi nada atau tangga nada pada baris-baris puisi
sehingga puisi tersebut dapat dinyayikan.
Kedua jenis kegiatan tersebut cukup populer di
Indonesia. Namun, untuk memberi titi nada pada baris-baris puisi belum banyak
dilakukan orang. Beberapa nama penyanyi seperti Ebiet G. Ade, Franky Sahilatua,
dan Bimbo merupakan penyanyi yang terkenal. Syair lagunya puitis, dan kental
dengan makna. lagu yang mereka nyanyikan betul-betul layak disebut puisi.
Kita lihat lagi lagu berjudul Tuhan di atas. Puisi yang
ditulis oleh Taufiq Ismail, penyair Angkatan ’66 itu ternyata lebih populer
sebagai lagunya Bimbo.
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menyanyikan musikalisasi puisi
1.
Pemilihan materi puisi
Pilihlah puisi yang memiliki panjang baris sama atau
hampir sama. Pertimbangkan permainan kata yang berupa rima dan irama yang indah
dalam puisi tersebut.
Contoh :
Tuhan
TuhanYang Maha
Esa
Tempat aku meminta
Dengan segala doa
2.
Pemilihan nada yang sesuai
Untaian nada pada sebuah lagu akan memberikan efek
suasana bagi yang menikmatinya. Selain itu, irama dalam menyanyikan lagu
tersebut juga memiliki andil dalam membentuk suasana lagu. Bandingkan saja
antara lagu Maju Tak Gentar dan Halo Bandung dengan lagu Syukur dan
Mengheningkan Cipta. Hal yang perlu diperhatikan untuk membuat lagu tersebut
memiliki suasana yang berbeda adalah nada dan irama.
V.
Sumber pembelajaran
1.
Surat Kabar KOMPAS
2.
Buku Paket: Berbahasa dan
Bersastra Indonesia kelas IX Semester I. Penerbit: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.
3.
Waluyo,
Herman J. 2000. Teori dan Apresiasi Puisi.
Jakarta: Gramedia.
VI.
Penilaian
a. Teknik :
Tes untuk kerja
b. Bentuk
instrument : Uji
petik kerja prosedur dan produk
c. Soal instrument :
1. Tentukan suasana puisi
2. Hubungan suasana puisi dengan irama
musikalisasi
3. Lakukan musikalisasi yang sesuai dengan
lagu yang dipilih
Pedoman Penilaian:
No
|
Aspek
|
Indikator
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Suasana puisi
|
Apakah suasana puisi itu sesuai
|
|
|
2
|
Hubungan antara suasana dengan irama
|
Adkah hubungan antaraa suasana dengan i\rama musikalisasi
|
|
|
Skor Maksimal :
No. 1 = 20
No. 2 = 30
No. 3 = 50
Jumlah =100
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut:
Nilai akhir : Skor ideal 100%
= …..
I.
Standar Kompetensi : Menulis
4.
Mengungkapkan kembali pikiran,
perasaan dan pengalaman dalam cerita pendek.
II.
Kompetensi Dasar :
4.1. Menulis kembali
dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca.
III.
Indikator
1.
Mampu menentukan ide-ide pokok sesuai
tahap-tahap alur dalam cerpen.
2.
Mampu menemukani isi cerpen dengan memperhatikan unsur tema, latar
dan penokohan.
3.
Mengubah isi cerpen dalam bahasa sendiri dengan
memperhatikan unsur tema, latar dan penokohan.
4.
Siswa mampu mengungkapkan
kembali pikiran, perasaan dan pengalaman dalam cerita pendek.
IV.
Bahan Ajar
Menuliskan Kembali Cerita
Pendek Yang Pernah Dibaca
Cerpen dapat dengan mudah kita jumpai di koran, majalah,
atau buku-buku kumpulan cerpen. Cerpen adalah cerita yang selesai dibaca dalam
waktu yang singkat. Ciri-ciri cerpen antara lain:
1.
singkat, padu dan ringkas,
2.
memiliki unsur utama berupa adegan, tokoh, dan gerakan,
3.
bahasanya tajam, sugestif dan menarik perhatian,
4.
memberikan efek tunggal dalam pikiran pembaca.
Cerpen merupakan karya sastra yang sering ditulis
akhir-akhir ini. Cerpen paling luwes disajikan di koran atau majalah, maupun
buku-buku kumpulan cerpen. Itulah sebabnya cerpen makin populer di kalangan
masyarakat. Terlebih dengan adanya seni pembacaan cerpen yang dikemas dengan
baik sehingga lebih memopulerkan cerpen. Bertolak dari kenyataan inilah maka
harus mampu menceritakan kembali isi cerpen yang pernah dibaca dengan
kalimat-kalimat sendiri. Keterampilan ini akan mengantarkan kamu untuk terampil
menulis cerpen.
Banyak manfaat yang dapat kamu peroleh setelah membaca
cerpen. Kamu dapat menangkap kehidupan yang dialami tokoh dalam cerita dan ikut
merasakannya sehingga dapat dijadikan pengalaman hidup yang berarti. Jika kamu
akan meningkatkan kemampuan menulis, kamu dapat berlatih menuliskan kembali isi
cerpen yang telah kamu baca dengan kalimat sendiri.
Menceritakan kembali isi cerpen dengan kalimat saendiri
merupakan langkah awal untuk berlatih menulis kreatif. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam menuliskan kembali isi cerpen yang dibaca, di
antaranya adalah
1.
pencerita (kamu) berposisi sebagai orang ketiga,
2.
cerita tersebut sesuai dengan isi cerpen jangan menambah
dengan idemu sendiri,
3.
cerita sesuai dengan alur/urutan peristiwa cerpen yang kamu
baca, dan
4.
kalimat hendaknya yang runtut dan mudah dipahami oleh orang
lain. Perhatikan contoh berikut.
Imung seorang anak
berbadan kurus dan korengan. Ia bersahabat dengan Pak Jayus, sopir seorang
kolonel polisi bernama Suyatman. Pak Jayus juga seorang ketua RT yang aktif
membimbing remaja. Melalui persahabatan dengan Pak Jayus, Imung memperlihatkan
kecerdasannya dan dapat berperan di lingkungan kepolisian.
Setelah membayangkan isi cerita pendek yang telah dibaca
maka dapat dengan mudah untuk menuliskan kembali cerita pendek tersebut dengan
kalimat sendiri. Hal yang juga perlu diperhatikan dalam menuliskan kembali
cerita pendek dengan kalimat sendiri adalah alur. Setelah membaca cerita
pendek, dengan menentukan ide-ide pokok sesuai tahap-tahap alur cerita pendek
maka dengan mudah untuk menuliskan cerita pendek dengan kalimat sendiri.
Tahapan alur dalam cerita pendek meliputi perkenalan, pertikaian, klimaks,
peleraian, dan penyelesaian. Berikut ini akan dibahas tahap-tahap dalam
menuliskan kembali cerita pendek yang telah dibacakan.
1.
Menemukan Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat dalam
cerpen itu sendiri. Unsur intrinsik cerpen meliputi tema, tokoh, penokohan,
latar, alur, serta pesan atau amanat.
2.
Mencatat Rangkaian Peristiwa dalam Cerpen
Membuka ingatan sejenak tentang cerpen yang pernah dibaca.
Setelah ingatan tentang isi cerpen terbuka kembali, tuliskan rangkaian
peristiwa yang terdapat dalam cerpen tersebut. Rangkaian peristiwa yang
menjalin plot atau alur cerita biasanya meliputi :
a.
eksposisi atau paparan awal cerita
b.
munculnya permasalahan
c.
meningkatnya konflik dalam cerita
d.
konflik yang makin kompleks
e.
puncak konflik atau klimaks
f.
penyelesaian cerita
3.
Memulai Menulis Cerita Pendek dengan Kalimat Sendiri
Menuliskan kembali dengan kalimat-kalimat sendiri isi
cerpen. Dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4.
Menggabungkan Kalimat untuk Menyatakan Perbandingan
Dalam menulis karangan, kita sering menggunakan kalimat
yang panjang. Kalimat-kalimat yang panjang itu dapat berupa penggabungan dua
kalimat atau lebih. Penggabungan dua kalimat atau lebih dapat digunakan untuk
menyatakan perbandingan atau sebab akibat. Berikut ini akan dibahas
penggabungan kalimat untuk menyatakan perbandingan dalam menulis kembali cerpen
yang pernah dibaca.
Perhatikan contoh :
a.
Daripada melamun, Aisyah membaca buku.
b.
Ia sangat kebingungan seperti ayam kehilangan induk.
c.
Ia tidak memiliki pendirian yang tetap, ibarat air di atas
daun talas.
d.
Toni selalu berhati-hati dalam bertindak sebagaimana ayahnya
yang selalu mempertimbangkan segala tindakan yang akan dilakukannya.
Kata sambung yang digunakan untuk menggabungkan kalimat
yang isinya menyatakan perbandingan antara lain daripada, seperti, ibarat, dan
sebagaimana.
V.
Sumber
- Surat Kabar KOMPAS
- Buku Paket: Berbahasa dan Bersastra Indonesia kelas IX Semester I. Penerbit: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.
VI.
Penilaian
Teknik
|
Bentuk
|
Instrumen/Soal
|
Individu
|
Uraian
|
1.
Tuliskan ide pokok pada
cerpen yang diberikan!
|
Individu
|
Uraian
|
2.
Kembangkanmlah ide pokok itu
menjadi cerpen dengan kalimatmu sendiri!
|
Tes tertulis
|
|
3.
Suntinglah cerpen yang dibuat
temanmu
|
Pedoman Penilaian:
1
|
Unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik
|
Tepat
|
Kurang tepat
|
Tidak tepat
|
|
Tema
Amanat
Alur
Perwatakan
Latar/setting
|
3
3
3
3
3
|
2
2
2
2
2
|
1
1
1
1
1
|
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut:
Nilai akhir : Skor ideal 100%
= …..
I.
Standar Kompetensi : Menulis
4.Mengungkapkan
kembali pikiran, perasaan dan pengalaman dalam cerita pendek.
II.
Kompetensi Dasar :
4.2. Menulis cerita pendek
bertolak dari peristiwa yang pernah dialami.
III.
Indikator
1.
Mampu
mendata peristiwa yang pernah dialami.
2.
Mampu menentukan konflik
peristiwa yang pernah dialami.
3.
Mampu
menentukan alur cerpen.
4.
Mampu
menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami.
IV.
Materi pembelajaran
Menulis Cerita Pendek
Cerita pendek atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
short story, merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai
media massa. Namun demikian apa sebenarnya dan bagaimana ciri-ciri cerita
pendek itu, banyak yang masih memahaminya. Cerita pendek apabila diuraikan
menurut kata yang membentuknya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut : cerita artinya tuturan yang membentang bagaimana terjadinya
suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang
memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam
situasi atau suatu ketika ( 1988 : 165 ).
Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita
pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17
halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya
sendiri.Sementara itu, Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa cerita
pendek adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif
(tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja,
serta relatif pendek).
Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan cerita pendek adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa dalam kehidupan pelakunya relatif singkat tetapi padat.
Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan cerita pendek adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa dalam kehidupan pelakunya relatif singkat tetapi padat.
Ciri-ciri
Cerita Pendek
Sebagai sebuah karya sastra berbentuk prosa naratif,
cerpen tentu saja memiliki unsur intrinsik yang sama dengan karya sastra
lainnya. Namun, di samping unsur intrinsik tersebut, cerpen memiliki ciri-ciri
khusus yang berbeda dengan karya sastra bentuk prosa naratif lainnya. Adapun
yang menjadi ciri khusus cerpen, di antaranya sebagai beikut.
1.
Isinya cenderung kurang kompleks
2.
Fokus cerita terpusat pada satu kejadian
3.
Hanya menggunakan satu alur cerita yang rapat
4.
Tokoh dalam cerpen sangat terbatas dan diulas secara sekilas
5.
Setting yang digunakan biasanya tunggal
6.
Tempo waktunya relatip pendek
7.
Menampilkan konflik yang tidak menimbulkan perubahan nasib
pada tokohnya.
Membuat Kerangka
Ada juga kerangka karangan yang sangat mendasar,
terutama digunakan untuk membuat karangan yang pendek, seperti:
1.
Tema karangan.
2.
Pembukaan, kita mulai dengan memperkenalkan berbagai
penokohan pada cerita.
3.
Isu cerita dimulai dari semua permasalahan pada keseluruhan
cerita.
4.
Penutup pada posisi ini menjelaskan tentang bagaiman akhir
dari cerita tersebut.
5.
Tujuan karangan (deskripsi, narasi, argumentasi, eksposisi
atau persuasi).
6.
Pemilihan bahan materi yag sesuai degan tema
7.
Kerangka (garis besar/pokok2 pikiran sebanyak2nya spt adanya
pikiran utama & pikiran penjelas).
8.
Mengembangkan karangka menjadi karangan.
9.
Mengedit.
Dan berikut ini adalah beberapa hal yang harus anda
perhatikan dalam cerpen.
1.
Tema
Setiap tulisan harus memiliki pesan atau arti yang
tersirat di dalamnya. Sebuah tema adalah seperti sebuah tali yang menghubungkan
awal dan akhir cerita dimana Anda menggantungkan alur, karakter, setting cerita
dan lainnya. Ketika Anda menulis, yakinlah bahwa setiap kata berhubungan dengan
tema ini.
2.
Tempo Waktu
Cerita dalam sebuah cerpen yang efektif biasanya
menampilkan sebuah tempo waktu yang pendek. Hal ini bisa berupa satu kejadian
dalam kehidupan karakter utama Anda atau berupa cerita tentang kejadian yang
berlangsung dalam sehari atau bahkan satu jam. Dan dengan waktu yang singkat
itu, usahakan agar kejadian yang Anda ceritakan dapat memunculkan tema Anda.
3.
Setting
Karena Anda hanya memiliki jumlah kata-kata yang
terbatas untuk menyampaikan pesan Anda, maka Anda harus dapat memilih setting
cerita dengan hati-hati. Disini berarti bahwa setting atau tempat kejadian juga
harus berperan untuk turut mendukung jalannya cerita. Hal itu tidak berarti
Anda harus selalu memilih setting yang tipikal dan mudah ditebak. Sebagai
contoh, beberapa setting yang paling menakutkan bagi sebuah cerita seram
bukanlah kuburan atau rumah tua, tapi tempat-tempat biasa yang sering dijumpa
pembaca dalam kehidupan sehari-hari mereka. Buatlah agar pembaca juga seolah-olah
merasakan suasana cerita lewat setting yang telah dipilih tadi.
4.
Penokohan
Untuk menjaga efektivitas cerita, sebuah cerpen cukup
memiliki sekitar tiga tokoh utama saja, karena terlalu banyak tokoh malah bisa
mengaburkan jalan cerita Anda. Jangan terlalu terbawa untuk memaparkan
sedetail-detailnya latar belakang tiap tokoh tersebut. Tentukan tokoh mana yang
paling penting dalam mendukung cerita dan fokuskan diri padanya. Jika Anda
memang jatuh cinta pada tokoh-tokoh Anda, pakailah mereka sebagai dasar dalam
novel Anda kelak.
5.
Dialog
Jangan menganggap enteng kekuatan dialog dalam mendukung
penokohan karakter Anda, sebaliknya dialog harus mampu turut bercerita dan
mengembangkan cerita Anda. Jangan hanya menjadikan dialog hanya sebagai
pelengkap untuk menghidupkan tokoh Anda. Tiap kata yang ditaruh dalam mulut
tokoh-tokoh Anda juga harus berfungsi dalam memunculkan tema cerita. Jika
ternyata dialog tersebut tidak mampu mendukung tema, ambil langkah tegas dengan
menghapusnya.
6.
Alur
Buat paragraf pembuka yang menarik yang cukup membuat
pembaca penasaran untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Pastikan
bahwa alur Anda lengkap, artinya harus ada pembukaan, pertengahan cerita dan
penutup. Akan tetapi, Anda juga tidak perlu terlalu berlama-lama dalam
membangun cerita, sehingga klimaks atau penyelesaian cerita hanya muncul dalam
satu kalimat, dan membuat pembaca merasa terganggu dan bingung dalam artian
negatif, bukannya terpesona. Jangan pula membuat “twist ending” (penutup yang
tak terduga) yang dapat terbaca terlalu dini, usahakan supaya pembaca tetap
menebak-nebak sampai saat-saat terakhir.
7.
Baca ulang
Pembaca dapat dengan mudah terpengaruh oleh format yang
tidak rapi, penggunanaan tanda baca dan tata bahasa yang salah. Jangan biarkan
semua itu mengganggu cerita Anda, selalu periksa dan periksa kembali.
Contoh :
Tajug Nadhoman
Dari udara yang menyembur
dari kedalaman rongga mulut, Jumadi menghela nafas sedalam mungkin. Dari dalam
perut yang tak bisa mengharap kesabaran lanjut. Setelah matahari mencapai pecat
sawed, Jumadi tak mendapati seorang pun datang ke tajug biasa adanya pangaosan
nadhoman.
Setiap hari rabu, kampung
Cireuleu akan hangat oleh nadhoman yang dibacakan kaum tua. Kaum yang
mengharapkan kemaslahatan akhirat lebih dari kaum muda. Tapi kaum tua satu
persatu tumpur, hilang masuk ke dalam bumi, kemudian tidak berganti dengan
generasi selanjutnya. Dan hari ini adalah hari Rabu. Hari di mana para tua
bersimpuh. Perempuan tua mengenakan samping. Bubututan ala kadarnya, dan
kerudung tipis di kepalanya. Sedang para bapak akan datang dengan batik atau
koko, sarung, kopeah, dan sebungkus bako lengkap dengan pahpir daun kawung.
Tajug masih kosong. Jumadi membuka lagi ingatan yang telah menumpuk. Sejak
kedatangannya kembali ke kempung ini, tanah kelahiran yang lama ia tinggalkan, bersama
istri dan dua anaknya, Iman Suherman dan Sri Rahayu, Jumadi membuka lahan kecil
di samping rumahnya.
Dulu itu kebun paling banyak
menghasilkan jagong, sampeu, dan juga beberapa samara dapur. Kata bapaknya
dulu, ketika ia masih jumeneng, jika kita ingin menyedekahkan dengan pahala
yang belipat ganda, sedekahkanlah sesuatu yang paling kita cintai. Dan Jumadi
mencintai kebun itu sebagai tonggak pialang untuk Jumadi hidup. Sebenarnya
istri Jumadi –Nurkumalasari, tidak setuju kebon itu dijadikan tajug. Sebagai
lahan paling produktif, tentunya sangat berat melepaskan itu semua. “Mau makan
apa kita nanti, Akang? “Rizki itu ada di tangan gusti Allah, Nur. Kita kan
masih punya sawah di leuwi tiga puluh tumbak. Itu lebih cukup dari makan
kita.dan menjamu warga yang datang ke pangaosan nanti” Nur tidak bisa lagi
bicara. Yang ia lakukan hanya bisa berdoa untuk kemaslahatan bersama.
Masyarakat dan keluarganya.Pertama
kali ia datang ke kampung itu, masyarakat kampung Cireuleu ini jauh dari jalan
kelurusan. Segala peningalan leluhur masih mengakar kuat. Jangjawokan, nyupang,
ngamat, masih saja menjadi kehidupan sehari-hari. Sesajen setiap panen dan
tanam padi masih saja ada. Tapi, lambat laun, Jumadi dengan sabar membimbing
mereka ke arah yang diridoi Allah. Tak jarang, untuk membimbing mereka Jumadi
merelakan beras di goah dibagikan pada masyarakat yang ikut pengajian Nasi
kuning, telor rebus, daging suwir, kerupuk, mie bihun, sambel, dan juga lalapan
alakadarnya. Juga dengan jangjawokan.
Dengan perjuangan yang sulit, melawan
arus adat istiadat, Jumadi membawa nadhoman. Jumadi mengajarkan mereka nadhoman
seminggu sekali. Di hari rabu. Pukul tujuh hingga pukul setengah sembilan.
Sedikit menyisihkan waktu dari waktunya menuju sawah.
Setelah mendapat rizki dari panennya yang sukses, Jumadi membeli sebuah speaker sederhana yang bisa menjangkau sekampung Cireuleu. Pertamanya merasa terganggu dengan adanya pengeras suara itu, tapi akhirnya, lagu nadhoman bisa menarik perhatian mereka untuk sejenak menyisihkan waktu untuk bertemu dengan Allah. Hingga akhirnya, nadhoman melekat di hati masyarat dan memberikan warna tersendiri dari tajug itu. Orang-orang pun menamakan tajug itu sebagai tajug nadhoman.
Setelah mendapat rizki dari panennya yang sukses, Jumadi membeli sebuah speaker sederhana yang bisa menjangkau sekampung Cireuleu. Pertamanya merasa terganggu dengan adanya pengeras suara itu, tapi akhirnya, lagu nadhoman bisa menarik perhatian mereka untuk sejenak menyisihkan waktu untuk bertemu dengan Allah. Hingga akhirnya, nadhoman melekat di hati masyarat dan memberikan warna tersendiri dari tajug itu. Orang-orang pun menamakan tajug itu sebagai tajug nadhoman.
Karena dari tajug itulah
mereka mengenal nadhoman. Jumadi dan istrinya setiap kali pengajian reboan,
mereka memasak makanan alakadarnya. Yang lebih banyak dari bisaanya. Tumpeng,
bolocot, tutug oncom dan juga sambal dan lalabnya, surawung, daun sampeu, dan
juga irisan bonteng. Terkadang leupeut dan gorengan, bugis, kicimpring, dan
makanan kampung lainnya. Alangkah bahagianya Jumadi melihat semua itu. Usahanya
untuk mengislamkan umat Islam itu telah mendapatkan titik terang dari Allah.
Walaupun terkadang ia harus merasa kenyang dengan nadhoman yang menggema ke
seluruh pojok kampung saja.Tapi setelah hujan menjadi hal yang langka. Wabah
merajalela. Tikus menggasak semua pare mereka. Tanah tandus. Air hilang. Udara
panas. Ladang dan sawah terbengkalai. Kelaparan menerjang. Satu persatu para
tua mati. Kuburan menjadi begitu banyak. Istigasah telah berulangkali di
kumandangkan, tapi seolah Allah tak menghiraukan, setelah kebaikan yang mereka
mulai. Maka orang kambali berpikir.
Pada sesajen. Jangjawokan.
Ngamat. Kembali kehilangan ruh Allah. Orang jarang pergi lagi berjamaah.
Pengajian kosong. Satu persatu dari mereka mundur untuk duduk bersimpuh pada
Allah. Tajug kembali lagi berdebu. Masyarakat kampung lupa entah melupakan
dirinya. Setelah para tua meningal, dan sebagian meninggalkan, kini tinggallah
Jumadi sendiri. Jumadi sering duduk sendiri di papangge tajug. Melempar
pandangan pada hamparan sawah yang tandus, kering, tanpa padi. Ada beberapa
orang melintas di galengan membawa tapian berisi makanan pakaulan. Pakaulan
yang kembali pada patekong. Kemarau kepanjangan ini membuat anak-anak kecil
malas tadarusan. Yang sedikit dewasa mencari pohon uang di kota. Mencoba
memetik lembaran-lembaran uang, yang katanya di kota lebih mudah dari pada di
kampung. Kampung menjadi sepi. Orang hilang dan meninggalkan kampung. Juga
tajug nadhoman. Siang Rabu itu, waktu pecat sawed, Jumadi dan istrinya
duduk-duduk di papangge tajug. Iman tertidur di dalam tajug, sedangkan Sri
tertidur dalam siaran ibunya. Jumadi menatap kosong pada sawah. Istrinya tidak
tahu apa yang dipikirkan suaminya. Nur membawa Sri masuk tajug, agar tidur
bersama kakaknya di dalam.
Nur keluar lagi, duduk
kembali di samping suaminya. Dengan kesabaran, Nur menyentuh bahu Jumadi, lalu
meletakkan kepalanya di bahu suaminya. Jumadi masih terdiam. Kopiah yang miring
diambil Nur. Disimpannya di sisilain Jumadi. Jumadi akhirnya melempar pandangan
pada istrinya itu. Nur tersenyum membalas tatapan suaminya. Lama pandangan Jumadi hinggap di senyuman
itu. Jumadi berpikir, hanya senyum itu saja yang selalu menguatkan tajug ini
berdiri. Senyum istrinyalah yang menyuburkan hari-harinya dalam berdakwah di
kampung itu. Jumadi menghela nafas panjang. Mengulur kesabaran yang sudah
menjualang terulur pada arasy Tuhan. Lalu Jumadi dan istrinya mendendangkan
nadhoman beberapa bait.
V.
Sumber
- Surat Kabar
- Buku Paket: Berbahasa dan Bersastra Indonesia kelas IX Semester I. Penerbit: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.
- Buku Kumpulan Cerpen
VI.
Penilaian
Teknik
|
Bentuk
|
Instrumen/Soal
|
Penugasan
|
Tugas
|
1.
Tulislah ide-ide pokok cerpen
sesuai alasannya
|
|
|
2.
Kembangkan ide-ide pokok
menjadi cerpen dengan kalimat sendiri
|
|
|
3.
Tentukan alur cerpen!
|
Pedoman Penilaian:
No
|
Aspek yang Dinilai
|
Skor
|
1
|
Ide pokok dalam cerpen
|
40
|
2
|
Pengembangan ide pokok
|
30
|
3
|
Alur cerpen
|
30
|
Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut:
Nilai akhir : Skor ideal 100%
= …..